Kamis, 03 Maret 2011

Mesin Pengurai Serat Tandan Kosong Sawit


Mesin Pengurai Tandan Kosong Sawit, Kapasitas 500 kg/Jam

SERIBU MANFAAT SERAT SAWIT
Sofa di ruangan berukuran 3 m x 5 m itu masih membal. Padahal, umurnya sudah 2 tahun. ‘Isi joknya tidak sembarangan,’ kata Dr Siswanto, yang menempatkan sofa itu di ruang tamu kantornya, Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor. Isi jok sofa itu berasal dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang diurai halus.

Dengan isi jok asal limbah pengolahan kelapa sawit, masa pakai sofa lebih lama. Selain itu, serat tandan kelapa sawit lebih lentur sehingga sofa terasa lebih empuk. Serat diambil dari TKKS yang diurai dengan pencacah serat. Serat yang panjangnya 15 cm itu lalu disemprot dengan cairan karet alam hingga merata. Gunanya, membuat serat TKKS lebih menggembung dan tahan membal walau sering diduduki. Setelah dikeringkan, serat TKKS dimasukkan ke jok. Tak hanya sofa, tapi juga jok mobil.

Selain sebagai pengisi jok mobil, Ir Isroi MSi, periset Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor juga mengujicoba pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi pulp, bahan baku kertas. Caranya, dengan mengurai serat menjadi bubuk. Ada 2 teknik yang bisa dipilih, menggunakan larutan asam kuat atau jasa bakteri pelapuk. Yang disebut terakhir memang murah dari segi biaya, tetapi waktu degradasi lebih lama. Degradasi serat menghasilkan lignin sebesar 21% kemudian dicetak seperti halnya bubur kayu sebelum menjadi kertas. ‘Pemanfaatan limbah sawit cukup untuk mensubstitusi kayu yang jumlahnya semakin langka,’ kata Isroi.

Menumpuk
Limbah kelapa sawit semakin melimpah seiring dengan banyaknya pabrik pengolahan kelapa sawit yang kini mencapai 470 pabrik. Sebuah pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 60 ton tandan/jam menghasilkan limbah 100 ton/hari. Itu artinya, total limbah 470 pabrik itu mencapai 28,7-juta ton dalam bentuk cair dan 15,2-juta ton limbah padat per tahun.

Limbah padat berupa tandan kosong dan lumpur. Keduanya menjadi penyebab bau busuk dan tempat bersarangnya lalat. Selama ini TKKS yang jumlahnya 23% dari tandan buah segar hanya dimanfaatkan sebagai mulsa atau kompos untuk tanaman kelapa sawit. Itu pun tidak terserap seluruhnya dan pemanfaatan itu hanya menghasilkan nilai tambah rendah terhadap TKKS.

Padahal, TKKS banyak manfaatnya. Salah satu di antaranya diolah menjadi media sumber pakan ternak. Caranya, limbah kelapa sawit dibasahi air, kemudian disimpan di dalam kaleng besar dan dibiarkan terbuka 3-4 hari. Serangga buah bakal datang ke dalam kaleng dan bertelur. Selang 2-3 pekan telur serangga berubah menjadi belatung alias magot. Jika magot dikeringkan dan digiling menghasilkan tepung. Tepung magot menjadi pengganti tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan. Kadar protein yang terkandung dalam tepung magot itu mencapai 40%.

Papan partikel
Pemanfaatan TKKS paling potensial adalah untuk pembuatan papan partikel. Sebab, tandan kelapa sawit memiliki kadar selulosa tinggi, yaitu 67,88% holoselulosa dan 38,76% alfa selulosa dengan kadar serat 72,67%. Ia memiliki kelebihan dibandingkan papan lapis, yakni mampu meredam suara. Cara pembuatan papan partikel dari TKKS sangat mudah. Gunakan mesin perajang untuk memotong serat sawit menjadi kecil-kecil.

Rajangan tandan kelapa sawit yang keluar dari mesin itu masih mengandung kadar air 73%, minyak 9%, dan kotoran sehingga perlu dipres. Setelah rajangan dipres menggunakan mesin kempa tipe ulir, kadar air dan kadar minyak berkurang menjadi 36% dan 7%. Proses belum berakhir karena TKKS perlu dijemur untuk menurunkan kadar air hingga 10%.

Dalam pembuatan papan dibutuhkan perekat, seperti 8% lateks, 10% lem kanji, atau 12% polivinil akrilik. Cara pemberian perekat dengan penyemprotan. Partikel serat tandan kelapa sawit yang telah diberi perekat dibuat lembaran papan dengan ukuran 20 cm x 20 cm dan dikempa dingin dengan kekuatan 20 kg/cm2 selama 15 menit. Kemudian dikempa panas 103oC selama 15 menit dengan tekanan kempa 90 kg/cm2. Selanjutnya papan didiamkan 24 jam dalam ruangan pada suhu kamar.

Hasilnya, papan partikel yang dihasilkan memiliki kadar air 8,0-8,8%. Nilai itu masih berada dalam kisaran standar nasional Indonesia (SNI) papan partikel yang mensyaratkan kadar air maksimal 14%. Dari segi kerapatan, papan partikel TKKS termasuk berkerapatan tinggi antara 0,86-0,98 g/cm3. Bandingkan dengan papan partikel asal batang kelapa sawit, 0,59-0,66 g/cm3.

Hasil pengujian sifat mekanik papan partikel seperti keteguhan lentur, keteguhan patah, keteguhan rekat, dan kuat pegang sekrup menunjukkan TKKS lebih baik. Misalnya, keteguhan papan partikel tandan kelapa sawit atau kekuatan untuk menahan beban sehingga dapat kembali ke bentuk semula tanpa rusak mencapai 111-200,49 kg/cm2. Nilai itu lebih tinggi daripada SNI papan partikel yang mewajibkan nilai kelenturan di atas 100 kg/cm2. Elastisitas papan partikel 1.809,66-4.131,17kg/cm2, di atas nilai SNI minimal yang hanya 100 kg/cm2.

Keteguhan rekat alias kemampuan ikatan antarpartikel tandan kelapa sawit berkisar 6,20-8,10 kg/cm2; standar SNI 6 kg/cm2. Kuat pegang sekrup alias kemampuan papan untuk manahan sekrup sebagai pengikat sebesar 49,00 kg. Itu lebih tinggi 9 kg dibandingkan SNI yang mencapai 40 kg.

Menurut Dr Siswanto setiap 1 m2 papan partikel hanya butuh 3-5 kg tandan kosong kelapa sawit. Sedangkan jika dari batang kayu kelapa sawit, paling tidak menghasilkan 0,3 m2 papan partikel. Jika dalam 1 ha kebun sawit menghasilkan 70 ton kayu kelapa sawit kering, berarti bisa diperoleh 35 m3 papan partikel dengan kerapatan 0,6 kg/dm3.

Dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit, nilai tambah untuk pabrik pengolahan kelapa sawit bakal meningkat. Selain itu, limbah tak lagi menjadi masalah yang mencemari lingkungan. (Vina Fitriani/Peliput: Faiz Yajri)

(Sumber : BGI)
http://bgimesin.blogspot.com/2010/12/mesin-pengurai-serat-tandan-kosong.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar